Monday, May 7, 2012



PREX OBLO

“Apa?”“Aku nggak tahu apa itu...”“Cinta?” ia menatapku,
tersenyum.“Terlalu cepat jika itu cinta”“Dia meminta kejelasan,
kan?”“Tuhan, apalagi yang harus kujelaskan?” Aku
tertunduk.“Begitulah kamu, nggak peka!”“Eh....” kaget.***
 
Biasanya keberanianku menulis adalah tentang hal-hal yang hanya
terkait kehidupan umum saja. Sangat jarang yang bersifat pribadi.
Atau, to the point saja, tentang cinta. Sangat jarang kan? (pasti ada
yang langsung teriak, “Pitnahhhh!!” :p ). Ah, dan sekarang
sedikit
bicara soal cinta. Tidak banyak sih dan tidak terlalu puitis juga.
Hehe..
Kita merasa,Kita mencinta,Tapi...Apa rasanya cinta?Pernahkah
kau,Merasa?
Waktu mengubah segala-galanya kecuali sesuatu dalam diri kita, yang
selalu kaget karena perubahan. Walau hening dalam kesendirian kita,
namun waktu tetap berjalan. Dan pada akhirnya, rasa-rasanya, dalam
diri ini ada cinta yang sedikit demi sedikit pula mulai berubah
seiring dengan berjalannya waktu. Mungkin, karena hal itu pula
perasaan cinta bagiku bukanlah hal yang utama. Rasa itu hadir karena
waktu. Allah memberikannya pada siapa saja yang Dia kehendaki. Kalau
sudah diberi, tinggal bagaimana kita mampu mencintai, bukan hanya
terpaku pada telah turunnya anugerah rasa cinta yang diberi. Bisa
jadi, yang lebih utama dari rasa cinta adalah mampu mencintai.
Pernah ku tulis sebuah namaentah di manamungkin masih tersisa di
samun
subuh,pada tembok sekolahyang pernah kita bercerita di sana
 
atau pada lamun senjadi pemakamankupada masa yang amnesia
 
mungkin suatu saatpuisi tak beralamat ituakan sampai di layar
ponselmudan sejenakkau akan terpaksa membacanyameski selalu ada harap
yang tersiaseperti tanganku yang gemetardi senyummu
by: Diana purwandari
Kini, kutuliskan saja sebagian kisah hidupku di sini. Tentang
bagaimana cinta dan mencintai. Kutuliskan hikmah yang ada pada
diriku,
orang lain dan semua hal yang menggugah hati dan pikiranku.
Kutuliskan
segala harapan dan do’aku. Agar aku termotivasi, agar aku bisa
mengenang, dan agar aku bisa meninggalkan sejarah. Hingga nanti,
Allah
ya Tuhanku, adakanlah orang yang dengan rela mencintaiku, dalam
sejarah hidupku.
 
Lantas, apa yang telah lalu biarlah berlalu, dan harapan di masa
depan
hanyalah misteri. Bagiku, hanyalah waktu yang sedang kujalani saat
ini. Cinta itu tak akan surut. Walau terasa berat, namun semangat
masih dalam dada ini. Tak masalah meski belum memuaskan, karena aku
yakin, pada saatnya nanti bukti nyata itu akan ada.
 
#Menanti rencana indah berikutnya...

No comments:

Post a Comment